Marketing selalu merupakan sesuatu hal yang menarik bagi saya karena meskipun teorinya bertumpuk-tumpuk di berbagai macam buku, tapi tetap saja faktor penentu keberhasilannya bukan teori-teori itu tetapi kreatifitas.

Ambil contoh apa yang dilakukan Paman Tom Dickson. Dia ini pendiri dari Blendtec, sebuah perusahaan yang memproduksi blender. Selama setahun terakhir ia rutin mengupload video pendek di youtube yang terkait dengan jualan blendernya, khususnya salah satu produk blender yang konon memiliki kekuatan yang luar biasa.

Dan inilah salah satu contohnya, betapa tidak dia tidak hanya memblender handphone, camcorder, iPad bahkan iPhone. Tujuannya hanya satu, ia ingin menbuktikan betapa kuatnya blender ciptaanya.
G>I>L>A

Bukan hanya itu saja, Di kesempatan lain, ia memblender stick golf, handycam, bola golf, bohlam, kelereng, sepatu Nike, ayam dicampur Coca cola, bahkan Coca-cola bersama kaleng-kalengnya pernah ia blender.

Lebih dari sekedar pamer blender, ia juga suka usil dengan menampilkan video yang terkait dengan tema-tema aktual. Di jaman pemilu ia memblender simbol partai demokrat dan republik di Amerika. Ketika para penulis script film di Amerika demo, ia merebut salah satu poster orang yang sedang demo dan juga memblendernya. Bahkan digambarkan ia pernah memblender handphone kru videonya, gara-gara salah satu handphone itu berdering waktu sedang rekaman.

Kegilaannya inilah yang membuat orang ramai-ramai menonton videonya di youtube. Video iPhone 3G nya saja sudah ditonton hampir 2 juta orang sejak 11 Juli kemarin, bahkan secara keseluruhan videonya konon sudah disaksikan lebih dari 100 juta kali. Apa namanya kalau bukan marketing? Memang beberapa kali ia dikritik di youtube karena dianggap berbohong. Tapi toh secara marketing ia berhasil menarik perhatian orang juga, kan?

Si Paman Tom ini menjadi terkenal dan sering diwawancara sana-sini, termasuk di sejumlah acara televisi terkenal di Amerika. Kata-kata “Will It Blend” menjadi sangat terkenal dan lebih dari itu, dalam sebuah wawancara ia mengakui bahwa video itu juga sangat berdampak pada angka penjualan blendernya.

Saya jadi teringat pada Pakde Tung Desem Waringin yang juga tidak kalah gila. Ia konon pernah menjual mobil Mercy yang sudah terbakar seharga ratusan juta. Aksi yang tidak kalah gila adalah dengan membuang uang ratusan juta dari atas pesawat. Ya aksi terakhir ini memang gila dan ia memang mencapai target dengan diekspos di media dalam dan luar negeri. Itu juga marketing, kan? Tapi entahlah, saya merasa aksinya itu tidak pantas saja dalam keadaan ekonomi seperti sekarang ini.