PLATO adalah orang yang dianggap paling bertanggung jawab melontarkan teka-teki Atlantis. Plato dengan gamblang memberikan petunjuk apa itu dan bagaimana itu Atlantis.
atlantis in indonesiaNamun, marka-marka yang ditulis Plato tetap memberikan multiinterpretasi dan tanda tanya mendalam mengenai di mana sebenarnya Atlantis. Atlantis merupakan pulau legendaris yang pertama kali disebut Plato dalam buku Timaeus dan Critias yang ditulis pada 360 SM. Pada buku Timaeus, Plato bercerita, di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar; dari sana orang bisa pergi ke pulau lain. Di depan pulau-pulau itu seluruhnya adalah daratan yang dikelilingi lautan samudra. Itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena.
Di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir. Tidak sampai sehari semalam, pulau tenggelam sama sekali di dasar laut. Negara besar yang melampaui peradaban tinggi itu pun lenyap dalam semalam. Kemudian, Critias menyebut perihal kisah yang diduga sebagai sejarah yang akan memberikan contoh sempurna dan diikuti deskripsi Atlantis. Dalam catatannya, Athena kuno mewakili “komunitas sempurna” dan Atlantis adalah musuhnya, mewakili ciri sempurna antitesis yang dideskripsikan dalam Republik. Critias mengklaim bahwa catatannya mengenai Athena Kuno dan Atlantis berhaluan pada kunjungan penyair Athena, Solon, ke Mesir pada abad keenam SM.
Di Mesir, Solon bertemu dengan pendeta dari Sais yang menerjemahkan sejarah Athena Kuno dan Atlantis, yang dicatat pada papirus dengan hieroglif Mesir, menjadi bahasa Yunani. Dalam Critias diceritakan bahwa Dewa Helenik membagi-bagi wilayah sehingga tiap dewa dapat memilikinya. Poseidon pun mewarisi wilayah Pulau Atlantis. Pulau ini lebih besar daripada Libya Kuno dan Asia Kecil yang disatukan, tetapi akan tenggelam karena gempa bumi dan menjadi sejumlah lumpur yang tak dapat dilewati, menghalangi perjalanan menyeberang samudra.
Bangsa Mesir mendeskripsikan Atlantis sebagai pulau yang terletak kira-kira 700 km, kebanyakan terdiri atas pegunungan di wilayah utara dan sepanjang pantai, melingkungi padang rumput berbentuk bujur di selatan, terbentang dalam satu arah 3.000 stadia (sekira 600 km), tetapi di tengah sekira 2.000 stadia (400 km). Bangsa Atlantis juga membangun jembatan ke arah utara dari pegunungan, membuat rute menuju sisa pulau. Mereka menggali kanal besar ke laut dan di samping jembatan dibuat gua menuju cincin batu sehingga kapal dapat lewat dan masuk ke kota di sekitar pegunungan; mereka membuat dermaga dari tembok batu parit.
Setiap jalan masuk ke kota dijaga dengan gerbang serta menara dan tembok mengelilingi setiap cincin kota. Tembok didirikan dari bebatuan merah, putih, dan hitam yang berasal dari parit dan dilapisi kuningan, timah, dan orichalcum (perunggu atau kuningan). Bangsa Atlantis juga menaklukkan Libya sampai sejauh Mesir dan Benua Eropa sampai sejauh Tirenia dan menjadikan penduduknya sebagai budak. Orang Athena memimpin aliansi melawan kekaisaran Atlantis dan sewaktu aliansi dihancurkan, Athena melawan kekaisaran Atlantis sendiri, membebaskan wilayah yang diduduki.
Namun, nantinya, muncul gempa bumi dan banjir besar di Atlantis dan hanya dalam satu hari satu malam, Pulau Atlantis tenggelam dan menghilang. Dapat disimpulkan dari catatan Plato bahwa ada 24 ciri geografis yang menggambarkan Atlantis. Di antaranya Atlantis terletak di suatu tempat yang tanahnya pernah ada atau sebagian masih ada, Atlantizs mempunyai morfologi yang jelas berupa selang-seling daratan dan perairan yang berbentuk cincin memusat, Atlantis harus berada di luar Pilar-pilar Hercules, Atlantis lebih besar dari Libya dan Anatolia serta Timur Tengah dan Sinai (gabungan), Atlantis pernah dihuni masyarakat maju dengan keterampilan dalam bidang metalurgi dan navigasi, dan Atlantis secara rutin dapat dicapai melalui laut dari Athena.
Kemudian, karakter Atlantis lainnya adalah pada waktu itu, Atlantis harus berada dalam situasi perang dengan Athena, Atlantis mengalami penderitaan dan kehancuran fisik parah yang tidak terperikan, Atlantis tenggelam seluruhnya atau sebagian di bawah air, waktu kehancuran adalah 9.000 tahun Mesir, sebelum abad keenam SM, dan bagian dari Atlantis berada sejauh 7,5 km dari kota, Atlantis memiliki kepadatan penduduk yang cukup untuk mendukung suatu pasukan besar (10.000 kereta perang, 1.200 kapal, 1.200.000 pasukan). Hebatnya, hanya Timaeus dan Critias yang menjadi catatan kuno tentang keberadaan Atlantis.
Tidak ada catatan kuno lain mengenai Atlantis, jadi setiap catatan mengenai Atlantis lainnya mendasarkan diri pada catatan Plato. Atlantis pun terus menimbulkan kontroversi. Ada yang pro, ada juga yang kontra. Sebagian lagi bahkan ada yang menganggap Atlantis hanya khayalan dan imajinasi Plato. Selanjutnya, catatan modern juga mulai menguak apa itu Atlantis. Pertama adalah novel Francis Bacon pada 1627, The New Atlantis (Atlantis Baru), mendeskripsikan komunitas utopia yang disebut Bensalem, terletak di pantai barat Amerika.
Karakter dalam novel ini memberikan sejarah Atlantis yang mirip dengan catatan Plato. Tidak jelas apakah Bacon menyebut Amerika Utara atau Amerika Selatan. Kemudian, novel Isaac Newton pada 1728, The Chronology of the Ancient Kingdoms Amended (Kronologi Kerajaan Kuno Berkembang), mempelajari berbagai hubungan mitologi dengan Atlantis. Selanjutnya, pada 1882, Ignatius L Donnelly memublikasikan Atlantis: The Antediluvian World. Donnelly mengambil catatan Plato mengenai Atlantis dengan serius dan menyatakan bahwa semua peradaban kuno yang diketahui berasal dari kebudayaan Neolitik tingginya.
Selama akhir abad ke-19, ide mengenai legenda Atlantis digabungkan dengan cerita-cerita “benua hilang” lainnya seperti Mu dan Lemuria. Parahnya, pemikiran Atlantis juga menarik perhatian Nazi. Pada 1938, Heinrich Himmler mengorganisasi pencarian di Tibet untuk menemukan sisa bangsa Atlantis putih. Menurut Julius Evola (Revolt Against The Modern World, 1934), bangsa Atlantis adalah manusia super
Sumber: http://international.okezone.com/read/2009/12/27/18/288477/18/legenda-atlantis-semua-berawal-dari-plato
Brrr!!!
to be continued.....