Planet kita menyusut, kata ahli geologi Rusia. Sejak pertama kali terbentuk bumi telah berkurang 585 kilometer.
Vyacheslav Orlenok, profesor geologi di Kant Russian State University, Kaliningrad, membandingkan struktur relief kuno dengan yang ada pada saat ini.
Dia mengatakan 4,5 miliar tahun yang lalu, ketika permukaan bumi baru saja mulai memadat ukurannya lebih besar. Jari-jari diperkirakan sekitar 6.956 km dan saat ini sudah berkurang 585 km.
Selama ribuan tahun permukaan berkurang sekitar 128 juta kilometer persegi. Hitungan tersebut didapatkan dengan membandingkan total luas semua benua saat ini yang mencapai 149 juta kilometer persegi. “Penyusutan adalah faktor utama dalam proses tektonik seperti dalam platform gerakan benua,” kata Orlenok.
Berkurangnya ukuran diakibatkan oleh gaya gravitasi dan hilangnya massa yang disebabkan oleh radiasi matahari yang meniup atom hidrogen menjauhi atmosfer bumi, ilmuwan itu menjelaskan. Ia telah mempelajari pembentukan bumi dan kerak samudera selama lebih dari 30 tahun
Sementara itu ternyata bulan pun mengalami hal yang sama. "Retakan-retakan di permukaan bulan ditemukan oleh sebuah satelit penjelajah yang sedang melintas dan memfoto image dari sebuah garis-garis retak yang disebut "lobate scarps" di dataran tinggi bulan. Ini mengindikasikan bahwa bulan terus mengalami penyusutan ukuran. Para ilmuwan percaya bahwa seperti sebuah balon yang mengempis, bulan mengkerut ketika bagian dalamnya mendingin.
Bukti-bukti ini menunjukkan bahwa pendinginan di bagian dalam telah mengurangi radius bulan sekitar 100 meter dibandingkan ukurannya sebelumnya. Retakan-retakan sama yang terjadi didekat ekuator bulan, pertama kali tetangkap kamera foto oleh para astronot yang mendarat di bulan pada misi-misi Apollo pada awal tahun 1970-an.
Sementara menurut jurnal Science, lereng-lereng curam terbaru atau lobate scarps yang teridentifikasi di dataran tinggi bulan ini menunjukkan fakta krusial bahwa retakan-retakan ini terjadi secara global di seluruh permukaan. Para ilmuwan percaya bahwa retakan ini terjadi sebagai akibat dari pecahnya lapisan kulit bulan yang rapuh sehingga bulan menyusut--sebuah proses yang secara geologis baru-baru ini terjadi di satelit bumi ini.
"Salah satu aspek luar biasa dari lereng-lereng curam terbaru ini adalah umurnya yang masih tergolong muda," jelas Dr Thomas Watters, yang berasal dari Smithsonian Institution di Washington DC. "Retakan-retakan yang terdistribusi secara global di permukaan bulan ini menunjukkan pengerutan terjadi di seluruh bulan yang sepertinya terjadi akibat pendinginan bagian dalam bulan."
Kendati demikian para "penatap bintang" nampaknya tidak akan memperhatikan perubahan ukuran bulan dalam waktu dekat. Retakan-retakan "muda" yang terjadi mengindikasikan bahwa penyusutan sebesar 100 meter ini terjadi dalam masa miliaran tahun.
Bulan mungkin sedang menyusut. Tetapi, tidak perlu khawatir, sebab rembulan tidak akan lenyap dalam waktu dekat.
Penelitian baru menunjukkan adanya keretakan di kerak bulan yang telah terbentuk menjadi interior telah berubah menjadi dingin dan menyusut selama satu miliar tahun terakhir. Itu berarti permukaan bulan juga telah menyusut. Namun Anda tidak dapat menilai hanya dari sekadar memandangnya saja.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi 14 bentuk lahan yang disebut scarps lobate yang tersebar di permukaan bulan. Hal tersebut dijelaskan Thomas R Watters dari Pusat Studi Bumi dan Planet di Smithsonian National Air dan Space Museum.
Watters and rekan-rekannya itu menggambarkan hasil temuannya itu di jurnal Sains, edisi Jumat.
Lereng curam sebelumnya telah dicatat di khatulistiwa bulan, tapi ini adalah bukti pertama di daerah lain yang menunjukkan hasil dari proses global.
Studi ini menyebut lereng curam itu sebagai “bukti terbaru adanya daya dorong yang menjadi kesalahan di bulan.” Akan tetapi ini adalah ilmu planet, di mana “baru” dapat memaknai peristiwa satu miliar tahun yang lalu.
Watters yang dihubungi melalui telepon menjelaskan bahwa lereng curam atau tebing, membentang di beberapa kawah kecil, dan kawah kecil itu cenderung menghilang dari waktu ke waktu. Selain itu, lanjut Watters, tidak adanya kawah besar yang membebani di atas tebing merupakan indikasi lain yang mereka temukan yang relatif baru dalam istilah planet.
“Ini adalah salah satu bagian yang betul-betul dingin … kesalahan kelihatannya memang begitu muda, ini berarti bahwa Anda tidak dapat menghindari kemungkinan kontraksi yang terjadi baru-baru ini, dan bisa menunjukkan bahwa bulan tersebut masih aktif,” kata Watters.
Ukuran lereng curam itu menunjukkan penyusutan dalam ukuran bulan sekitar 100 meter (328 kaki), yang hampir tidak cukup untuk dilihat dengan mata telanjang. Ukuran bulan sekitar seperempat dari diameter ukuran bumi.
Jangkauan lereng curam mencapai hingga 10 meter (sedikit lebih dari 30 kaki), tinggi dan panjangnya mencapai beberapa kilometer. Sebagai perbandingan, planet Merkurius memiliki lereng curam jauh lebih besar, menunjukkan penyusutannya juga lebih cepat dari waktu ke waktu.
Dia menegaskan bahwa bulan tidak akan menghilang dan penyusutannya tidak akan mempengaruhi bumi dengan cara apapun.
Sumber:
www.liputan6.com
url