Forum Community 52
BELAJAR DARI SUKU BADUI 6HH9Zfollow @NaisInpoh, Click me!home page!index forum!
Selamat datang di forum komunitas SMA Negeri 52 Jakarta. Enjoy! | Forum ini sudah tidak terurus dengan sebagaimana mestinya. Kontak tcsilencer@gmail.com
What's What's Hot!<div style="background-color: none transparent;"><a href="http://www.rsspump.com/?web_widget/rss_ticker/news_widget" title="News Widget">News Widget</a></div>


Share
 

 BELAJAR DARI SUKU BADUI

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
PengirimMessage
Tamu
Tamu
Anonymous


BELAJAR DARI SUKU BADUI Empty
PostSubyek: BELAJAR DARI SUKU BADUI   BELAJAR DARI SUKU BADUI A6Wh4Wed 23 Mar 2011 - 0:18

52.forumotion.com. Coba kita tengok dan pelajari banyak suku-suku adat yang tersebar di seluruh peloksok Indonesia, mereka pada umumnya sudah bertindak sangat ramah lingkungan melalui kegiatan hidupnya sehari-hari, dan kita yang katanya orang kota, faktanya justru banyak yang bertindak kurang peduli terhadap lingkungan.

BELAJAR DARI SUKU BADUI Escape
Begitu sangat banyak kearifan budaya lokal dari berbagai suku adat yang banyak tersebar di seluruh peloksok Indonesia. Salah satunya, kita bisa banyak belajar untuk menghargai lingkungan dan alam sekitar dari Suku Baduy di Desa Kanekes, Leuwidamar-Lebak, Banten, yang terletak sekitar 120 kilometer sebelah Barat Daya dari Jakarta. Karena lokasinya yang relatif dekat di satu provinsi, penulis sempat berkunjung kesana beberapa kali, untuk cari informasi sambil berolah raga jalan kaki di lingkungan perbukitan yang berudara bersih dan segar.

Berikut adalah kegiatan dan kehidupan Suku Baduy sehari-hari yang dapat dijadikan pelajaran berharga serta sesuai dengan usaha kita untuk mereduksi mengatasi bahaya Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate Change) yang sedang kita hadapi sekarang ini.

BELAJAR DARI SUKU BADUI Penghijauan2-300x207
Warga suku Baduy tidak diperbolehkan menebang pohon secara sembarangan, terutama pohon yang berada pada area hutan lindung karena diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan kejernihan sumber air. Pepohonan di areal ini tidak boleh ditebang untuk dijadikan apa pun, termasuk diubah peruntukannya menjadi ladang atau kebon sayur/buah. Pernyataan jangan merusak hutan sudah sangat dipahami oleh segenap warga Baduy seperti pernah diungkapkan kokolot Baduy, Jaro Dainah: “Gunung ulah dilebur, Lebak ulah dirusak !” Seperti kita ketahui hutan tropis Indonesia banyak yang rusak dan berkurang karena keserakahan kegiatan penjarahan hutan secara liar (illegal logging) dan pembukaan lahan baru misalnya untuk perkebunan sawit dengan cara pintas membakar hutan yang mengakibatkan polusi udara sehingga Indonesia menempati urutan tiga besar penyumbang emisi di dunia dari segi kebakaran dan perusakan habitat hutannya.

Berladang/ bercocok tanam/ bertani merupakan pekerjaan utama suku Baduy. Tidak diperbolehkan penggunaan bahan-bahan kimia seperti pestisida terutama bagi orang Baduy Dalam yang hanya mengunakan pola tradisional organik dengan dibantu doa serta mantra-mantra. Dengan demikian pola tanam organik bebas kimia seperti ini, kenyataannya terbukti lebih bermanfaat dan menyehatkan dan malah sekarang mulai banyak ditiru oleh ‘orang kota’ yang peduli untuk menjaga kesehatannya.

BELAJAR DARI SUKU BADUI Lorong-pemukiman-baduy-292x300
Area pemukiman menggunakan bahan alamiah yang ramah lingkungan dan dibuat sendiri oleh warga Baduy secara bergotong-royong. Budaya saling menolong sangat menonjol diterapkan pada Suku Baduy, terutama jika dijumpai warga yang terkena musibah atau kesusahan. Seperti kita ketahui, budaya rasa kebersamaan dan empati tolong-menolong ini semakin tergerus di lingkungan perkotaan. Lantai panggung dan dinding rumah Suku Baduy menggunakan anyaman bambu, sedangkan atap dari bahan rumbia, membuat angin sangat leluasa berhembus menjadikan udara sejuk segar dan cahaya matahari secara alamiah dapat dimanfaatkan secara maksimal. Disini kita belajar untuk memanfaatkan sumber energi dari alam yang memang berlimpah, daripada menggunakan penyejuk udara buatan seperti ac yang boros listrik dan lampu terutama di siang hari.

BELAJAR DARI SUKU BADUI Jembatan-bambu2jpg-300x214 BELAJAR DARI SUKU BADUI Jembatan-akar3-174x300
Demikian pula dengan pembuatan fasilitas umum seperti jembatan untuk menyeberangi sungai, dibuat dari bahan-bahan alamiah seperti: jembatan bambu pada kampung Gajeboh, memanfaatkan rangkaian bambu besar dan panjang merupakan karya besar yang benar-benar indah dipandang mata dengan konstruksi yang ramah lingkungan.

Ada satu lagi jembatan yang sangat unik dan luar biasa indahnya, yaitu jembatan akar yang panjangnya 25m di atas Sungai Cisemeut, memanfaatkan akar dua buah pohon karet besar di kedua sisi sungai yang saling dililit/dipilin membentuk anyaman berbentuk jembatan sehingga dapat digunakan oleh orang untuk menyeberangi sungai. Sungguh suatu karya hebat yang tidak bisa dijumpai di kota-kota besar. Ini adalah karya di dunia nyata, tidak sekedar fiksi seperti jembatan akar yang terlihat pada film ‘Avatar’.

Pohon bambu banyak dijumpai di perkampungan Suku Baduy, hal ini sangat berperan membantu Bumi dalam menghadapi pemanasan global, karena penanaman bambu seluas satu juta are akan mengurangi hingga 4,8 juta ton emisi CO2 per tahun. *)

Hasil panen ladang di Baduy terutama padi. Padi ini disimpan di lumbung-lumbung yang juga dibuat dari bahan bangunan alamiah seperti pada rumah dan bisa bertahan sampai puluhan bahkan ratusan tahun! Pada pondasi kaki lumbung (terutama milik warga Baduy Dalam) terdapat papan berbentuk bidang lingkaran yang berfungsi sebagai penghalang agar hama tikus tidak dapat masuk ke area lumbung penyimpanan padi. Padi dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan pangan warga Baduy. Budaya adat Baduy juga mengatur bahwa padi yang dihasilkan suku Baduy tidak boleh diperjualbelikan, baik di dalam ataupun di luar Baduy. Padi hanya boleh diberikan secara gratis. Bila ada warga yang gagal panen atau kekurangan beras, warga lain secara gotong royong membantu mencukupi kebutuhan beras mereka yang tertimpa musibah. Sedangkan tanaman sayur dan buah, seperti kacang, durian, atau aren ditanam di antara padi pada lahan yang disebut kebon, dan juga biasa ditanam tumpang sari dengan tanaman padi. Semuanya ditanam secara organik dan alamiah.

Udara di kampung Baduy yang berbukit-bukit (sebagian kontur kemiringan tanah mencapai 45 sampai dengan 60 derajat) tergolong masih bersih dan segar. Salah satunya karena suku Baduy pantang menggunakan alat transportasi, karena itu asap dari knalpot pun tidak dijumpai di kampung ini. Tak jarang, warga Baduy-terutama laki-laki-meninggalkan ladangnya bila pekerjaan di ladang tidak terlalu banyak, kegiatan bepergian ini dilakukan dengan berjalan kaki walau pun harus ke luar kota ! Disini kita bisa belajar menciptakan lingkungan yang bersih dengan tidak selalu tergantung dengan kendaraan bermotor yang asapnya akan menyumbang emisi CO2 penyebab terjadinya pemanasan global. Budaya jalan kaki bisa kita terapkan untuk tujuan dekat di sekitar lingkungan kita atau dijadikan kebiasaan berolah raga jalan setiap pagi atau sore yang bisa menyehatkan dan menyegarkan tubuh pada setiap harinya.

BELAJAR DARI SUKU BADUI Kain-tenun-baduy1-300x211
Kain dan baju yang dipakai oleh warga Baduy merupakan hasil tenunan sendiri dengan memanfaatkan bahan dan pewarnaan alamiah yang ramah lingkungan dari hutan yang ada. Demikian pula tas dibuat sebagai kerajinan tangan suku Baduy (kain tenun dan tas dapat dibeli sebagai oleh-oleh dari suku Baduy Luar yang tinggal mulai tapak batas sampai dengan jembatan bambu di kampung Gajeboh). Melalui warna baju yang dikenakan kita dapat membedakan suku Baduy Luar umumnya mengenakan warna hitam sedangkan Baduy Dalam warna putih. Untuk kegiatan membersihkan gigi dan badan juga seperti yang tercantum pada ketentuan peraturan yang ditulis pada prasasti di gerbang masuk pemukiman Suku Baduy, tidak boleh menggunakan odol/pasta gigi dan sabun, karena akan mencemari sungai dan lingkungan. Segala kegiatan ini menunjukkan betapa bersahabatnya warga Baduy dengan alam sekitar tanpa mencemarinya dengan segala sampah kimia, busa odol dan sabun, kemasan plastik dan sebagainya.

Makanan dan minuman warga baduy dibuat sendiri dari kegiatan berladang, dan pasti tidak tercemar bahan kimia pengawet seperti formalin dan borax. Salah satu minuman khas yang dibuat adalah campuran jahe dan gula aren (bisa dibeli sebagai oleh-oleh) yang sungguh sangat menyegarkan badan setelah jalan-jalan diperkampungan Baduy yang berbukit dengan pemandangan alamiah yang masih indah dan berudara segar.

Kain dan baju yang dipakai oleh warga Baduy merupakan hasil tenunan sendiri dengan memanfaatkan bahan dan pewarnaan alamiah yang ramah lingkungan dari hutan yang ada. Demikian pula tas dibuat sebagai kerajinan tangan suku Baduy (kain tenun dan tas dapat dibeli sebagai oleh-oleh dari suku Baduy Luar yang tinggal mulai tapak batas sampai dengan jembatan bambu di kampung Gajeboh). Melalui warna baju yang dikenakan kita dapat membedakan suku Baduy Luar umumnya mengenakan warna hitam sedangkan Baduy Dalam warna putih. Untuk kegiatan membersihkan gigi dan badan juga seperti yang tercantum pada ketentuan peraturan yang ditulis pada prasasti di gerbang masuk pemukiman Suku Baduy, tidak boleh menggunakan odol/pasta gigi dan sabun, karena akan mencemari sungai dan lingkungan. Segala kegiatan ini menunjukkan betapa bersahabatnya warga Baduy dengan alam sekitar tanpa mencemarinya dengan segala sampah kimia, busa odol dan sabun, kemasan plastik dan sebagainya.

Makanan dan minuman warga baduy dibuat sendiri dari kegiatan berladang, dan pasti tidak tercemar bahan kimia pengawet seperti formalin dan borax. Salah satu minuman khas yang dibuat adalah campuran jahe dan gula aren (bisa dibeli sebagai oleh-oleh) yang sungguh sangat menyegarkan badan setelah jalan-jalan diperkampungan Baduy yang berbukit dengan pemandangan alamiah yang masih indah dan berudara segar.

*) Sumber: The Live Earth-Global Warming Survival Handbook 2007, sebagaimana ditulis pada kolom ‘Kita dan Emisi’ Kompas dalam rangka KTT Kopenhagen.
Kembali Ke Atas Go down
Tamu
Tamu
Anonymous


BELAJAR DARI SUKU BADUI Empty
PostSubyek: Re: BELAJAR DARI SUKU BADUI   BELAJAR DARI SUKU BADUI A6Wh4Wed 23 Mar 2011 - 16:18

waw
Kembali Ke Atas Go down
 

BELAJAR DARI SUKU BADUI

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Forum Community 52 :: BEBAS BERKREASI :: Go Green-
Berbagi Hal Unik | JadikanPinter! | Website SMA N 52 Jakarta | Rohis SMA N 52 Jkt | Follow Us On Facebook | Follow Us On Twitter